Kamis, 30 Agustus 2012

Bekal Menanti Si Buah Hati

Bekal Menanti Si Buah Hati
... Ringkasan Buku ...
http://buku-islam.blogspot.com



Judul : Bekal Menanti Si Buah Hati
Penulis : Yusuf bin Mukhtar As Sidawi
Penerbit : Cv. Media Tarbiyah
Cetakan : Pertama, Februari 2008
Halaman : 76


Banyak hal yang perlu dipelajari dan diketahui oleh kaum muslimin untuk menjadi bekal bagi mereka agar menjadi ayah atau pun ibu yang sesuai dengan ajaran Islam. Ada beragam hal, mulai dari mencari pasangan, upaya mendapatkan anak, tahnik, aqiqah, menyusui, memberi nama, khitan, perkara pendidikan anak dan seterusnya. Hal- hal tersebut perlu diketahui agar tidak salah dalam mengasuh anak. Agar tujuan mendapatkan anak yang sholeh atau sholehah bisa terwujud.

Buku yang ringkas ini, kiranya menjelaskan hal-hal yang perlu diketahui untuk menjadi bekal bagi mereka yang akan menjadi ayah atau ibu.

Berikut ini saya kutipkan sebagian isi dari buku tersebut dari pasal aturan pemberian nama di dalam Islam. Yang tentunya dengan meringkasnya.



[ M E M B E R I N A M A ]
---------------------------
Selanjutnya hendaknya diperhatikan adab-adab memberi nama sebagai berikut:
1. Hendaknya memilihkan nama-nama yang baik seperti 'Abdullah dan 'Abdur Rahman.

Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu'anhuma berkata:
"Rasulullah shallallahlu'alaihi wa sallam bersabda: 'Sesungguhnya sebaik-baik nama kalian di sisi Allah adalah 'Abdullah dan 'Abdurrahman.'" (HR. Muslim no. 2132).

Hadits ini menunjukkan keutamaan nama 'Abdullah dan 'Abdur Rahman. Syaikh Bakr bin 'Abdullah rahimahullah menjelaskan susunan nama yang utama sebagai berikut:
a. Nama 'Abdullah dan 'Abdur Rahman.
b. Setiap nama yang disandarkan kepada nama Allah seperti 'Abdul 'Aziz, 'Abdul Malik, dan lainnya.
c. Setiap nama para Nabi seperti Adam, Ibrahim, Yusuf, 'Isa, Musa, dan sebagainya.
d. Setiap nama orang-orang shalih seperti nama pada Shahabat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.


2. Hendaknya mewaspadai nama-nama yang dilarang dalam Islam.
Sewajibnya bagi kaum muslimin untuk memperhatikan nama-nama anak mereka sehingga tidak bertentangan dengan syari'at dan tidak keluar dari kaidah bahasa Arab. Adapun nama-nama asing hasil impor dari negara kafir, maka ini merupakan kemaksiatan yang nyata, semisal: Jacklyn, Yuli, Diana, Susan, Vali, Victoria, Clara, Lara, atau Linda.

Demikian juga harus diwaspadai dari nama-nama yang jelek dan dilarang.
Diantaranya:
a. Setiap nama yang dihambakan kepada selain Allah, seperti: 'Abdur Rasul, 'Abdu 'Ali, 'Abdul Husain, dan juga 'Abdul Muththalib menurut pendapat yang shahih.
b. Setiap nama orang kafir yang khusus kalangan mereka.
c. Setiap nama dari Nama-Nama Allah seperti ar-Rahman, ar-Rahim, al-Khaliq, dan lainnya.
d. Setiap nama dari nama-nama patung sesembahan selain Allah seperti Lata, 'Uzza, Nailah, Hubal, dan lainnya.


3. Hendaknya mengubah nama-nama yang jelek dengan nama-nama yang bagus.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam seringkali menerapkan hal ini dalam beberapa riwayat seperti Barrah diganti Zainab, Hazn diganti Sahl, Ashiyah diganti Jamilah, Syihab diganti Hisyam, dan lain sebagainya.

4. Tidak mengapa memberi nama bayi dengan kun-yah.
Kun-yah yaitu nama yang diawali dengan "Abu" jika laki-laki dan "Ummu" jika perempuan. Hal ini merupakan suatu penghormatan dan kemuliaan.

Dari 'Urwah bahwasannya 'Aisyah radhiyallahu'anha pernah berkata kepada Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, seluruh istrimu mempunyai kun-yah selain diriku." Maka Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Berkun-yahlah dengan Ummu 'Abdillah." Setelah itu 'Aisyah selalu dipanggil dengan Ummu 'Abdillah hingga meninggal dunia, padahal dia tidak mempunyai seorang anak pun. (HR. Ahmad VI/107, 151).

Hadits ini menunjukkan disyari'atkannya kun-yah sekalipun belum punya anak. Maka hendaknya kaum muslimin menerapkan Sunnah ini baik kaum pria maupun wanita. Karena hal ini termasuk adab Islam yang tidak ada dalam agama-agama lainnya, sepengetahuan kami. Sungguh amat disayangkan banyak diantara kaum muslimin yang melupakan sunnah ini. Amat jarang sekali kita menjumpai orang yang berkun-yah padahal dia mempunyai banyak anak, apalagi yang belum punya anak!

Hanya saja tidak diperkenankan bagi kaum laki-laki berkun-yah dengan Abul Qasim,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata:
"Abul Qasim shallallahu'alaihi wa sallam berkata, "Pakailah namaku dan jangan berkun-yah dengan kun-yahku." (HR. Al Bukhari no. 3539).



[PERSONAL VIEW]
---------------
Memberi nama di dalam Islam mempunyai aturan. Inilah yang perlu diketahui oleh para calon ayah dan para calon ibu. Sudah seharusnya mereka memperhatikan aturan ini agar tidak salah dalam memberi nama kepada anak-anaknya.

Bila mereka ingin memberi nama, baiknya mereka mengetahui seluk-beluk nama tersebut. Misalnya, sudahkah sesuai dengan kaidah bahasa Arab? Atau bila mereka mengambil nama dari nama tokoh-tokoh di dunia ini, sudahkah mereka mengenali nama tokoh-tokoh tersebut? Tidak jarang mereka mengambil nama dari para tokoh-tokoh yang mereka kira memperjuangkan Islam, ternyata sebaliknya.

Demikian semoga bermanfaat.
Semoga Allah Jalla wa 'Ala mencintai saya dan Anda. Amiin.


Ringkasan buku ini dibuat oleh seseorang dengan kunyah Abu 'Isa
di Depok, 08 November 2008

0 komentar:

Posting Komentar